Maba, sorotandemokrasi.com — Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-22 Kabupaten Halmahera Timur (Haltim) yang digelar meriah di Stadion Jiko Mobon, Kota Maba, Kamis (8/6/2025), tidak hanya dimeriahkan oleh parade budaya dan pertandingan olahraga. Momentum ini juga menjadi ruang refleksi kebangsaan dan kebudayaan, khususnya dengan kehadiran salah satu tokoh adat dan tokoh masyarakat Jazirah Gamrange, Kapita Lao Burhanudin Djaelani.
Merespons momentum perayaan HUT ke-22 Haltim tersebut, Kapita Lao Burhanudin Djaelani menyampaikan pandangan mendalam tentang pentingnya menjadikan warisan budaya leluhur sebagai fondasi arah pembangunan Halmahera Timur, khususnya di tengah arus modernisasi yang semakin kuat.
“Hari ulang tahun Kabupaten Halmahera Timur adalah lebih dari sekadar perayaan administratif. Ini adalah momen ketika kita, sebagai anak-anak Gamrange, diingatkan akan kewajiban sejarah kita: membangun negeri ini dengan akar kebudayaan kita sendiri. Tan Birahi itu bukan hanya slogan, tapi semangat keberanian, kemandirian, dan martabat. Itulah roh leluhur kita yang harus hidup dalam setiap langkah pembangunan,” ungkap Burhanudin atau yang akrab disapa Ko Badi itu.
Sebagai Kapita Lao, gelar kultural yang diwarisi dari tradisi maritim dan kepemimpinan adat di wilayah Gamrange, Burhanudin hadir tidak sekadar sebagai tamu kehormatan, melainkan sebagai penyambung suara sejarah yang menyerukan pentingnya merawat identitas dalam setiap bentuk kemajuan.
“Selaku seorang Kapita Lao, saya tentu ingin mengajak generasi muda Halmahera Timur untuk tidak hanya bangga karena infrastruktur berdiri, tapi juga karena bahasa, adat, dan nilai-nilai lokal tetap tegak berdiri. Jangan biarkan modernisasi menghapus warisan kita. Mari kita jadikan budaya sebagai dasar berpikir, bukan hanya hiasan di atas panggung,” lanjutnya penuh semangat.”
Ko Badi juga menyampaikan harapannya agar Pemerintah Daerah bersama masyarakat bisa menghidupkan kembali wadah-wadah budaya yang pernah menjadi denyut kehidupan masyarakat adat. Ia menyebut forum budaya, sekolah adat, dan revitalisasi falsafah Fagogoru yang merupakan sistem nilai sebagai fondasi moral yang mampu menjaga masyarakat tetap teguh menghadapi tantangan zaman.
“Haltim bukan hanya bagian administratif dari Maluku Utara, tapi ia adalah wilayah yang kaya nilai simbolik dalam narasi besar Gamrange. Mari kita hidupkan kembali forum budaya, sekolah adat, dan falsafah Fagogoru sebagai pemandu moral dan sosial di tengah arus global,” tegasnya.
Kehadiran Burhanudin Djaelani di tengah perayaan HUT Haltim mendapat sambutan hangat dari berbagai lapisan masyarakat, tokoh adat, serta jajaran pemerintah daerah. Bupati Halmahera Timur, Ubaid Yakub, dalam pidatonya turut menekankan pentingnya mempererat silaturahmi dan semangat kebersamaan sebagai bagian dari proses pembangunan.
Dengan tema “Benahi Negeri untuk Halmahera Timur Tan Birahi”, perayaan HUT ke-22 ini dirangkai dengan berbagai kegiatan seni, budaya, dan olahraga rakyat. Namun lebih dari itu, kehadiran suara budaya dari tokoh seperti Kapita Lao Burhanudin Djaelani menegaskan bahwa pembangunan tidak hanya soal jalan dan bangunan, tapi juga tentang membangun kesadaran jati diri dan menghormati jejak leluhur. (red)