Jakarta, sorotandemokrasi.com – Pemuda Muslimin Indonesia (PMI) mendesak Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) untuk segera memanggil dan mengusut tuntas dugaan keterlibatan Boy Thohir dalam kasus korupsi yang menjerat Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, dan beberapa pihak lainnya. Dugaan korupsi ini diduga merugikan negara hingga Rp193,7 triliun.
Sekretaris Jenderal Pemuda Muslimin Indonesia (Sekjen PMI), Hadi Prestasi, ST., MT, menegaskan bahwa proses hukum harus berjalan transparan dan tidak tebang pilih. Ia menekankan pentingnya pemanggilan dan pemeriksaan Boy Thohir sebelum menyeret pihak lain yang lebih tinggi dalam pemerintahan.
“Sebelum aparat penegak hukum memanggil Presiden Republik Indonesia sebelumnya, Pak Joko Widodo, untuk dimintai pertanggungjawaban atas dugaan kerugian negara dalam kasus ini, kami mendesak Kapolri untuk segera memanggil dan memeriksa Boy Thohir. Nama Boy Thohir disebut dalam berbagai video viral di media sosial yang mengindikasikan keterlibatannya. Jangan sampai kasus ini hanya menyeret pihak-pihak lemah sementara aktor intelektual yang lebih kuat dibiarkan bebas,” tegas Hadi dalam keterangannya kepada awak media, Kamis, (06/03/2025).
Hadi juga menyoroti kemungkinan adanya aktor-aktor besar yang mengendalikan kasus ini dari balik layar. Menurutnya, pengusutan kasus korupsi di tubuh Pertamina tidak boleh berhenti pada sembilan tersangka yang telah ditetapkan.
“Kami menduga ada dalang besar di balik skandal ini. Penegakan hukum harus berani membongkar siapa yang mengatur permainan kotor ini. Jangan hanya mengorbankan pion-pion tanpa menyentuh dalang utamanya. Oleh karena itu, kami meminta agar Boy Thohir diperiksa oleh Mabes Polri untuk menghindari spekulasi publik,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Hadi memperingatkan bahwa jika penegak hukum tidak serius dalam menangani kasus ini, maka ketidakpercayaan publik terhadap pemerintah akan semakin meningkat. Transparansi dan keberanian dalam menegakkan keadilan menjadi hal yang mutlak agar kepercayaan masyarakat tetap terjaga.
“Jangan biarkan kasus ini hanya menyeret sembilan orang tersangka tanpa menyentuh pihak-pihak yang lebih berkuasa. Kapolri harus memiliki keberanian untuk mengungkap kasus ini hingga ke akar-akarnya. Jika tidak, stabilitas nasional bisa terganggu karena rakyat semakin kehilangan kepercayaan terhadap sistem hukum di negara ini. Apalagi Kejaksaan Agung terkesan lambat dalam mengusut tuntas skandal ini,” kata Hadi dengan nada tegas.
Sebagai bentuk keseriusan, maka Pemuda Muslimin Indonesia akan menggelar aksi demonstrasi besar-besaran di Mabes Polri jika Boy Thohir tidak segera dipanggil dan diperiksa. Menurut Hadi, generasi muda semakin muak dengan praktik ketidakadilan dalam penegakan hukum yang cenderung berpihak pada kelompok tertentu.
“Kami tidak akan tinggal diam melihat praktik hukum yang pilih kasih. Jika dalam waktu dekat Boy Thohir tidak dipanggil dan diperiksa, maka kami akan turun ke jalan untuk menuntut keadilan. Generasi muda sudah lelah dengan permainan hukum yang hanya mengorbankan pihak lemah, sementara yang memiliki koneksi kuat tetap dilindungi,” pungkas Hadi.. (red)