Jakarta, sorotandemokrasi.com – Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini menyampaikan kebijakan strategisnya terkait pelonggaran impor. Ia menegaskan bahwa semua jenis produk kini diperbolehkan untuk diimpor tanpa proses perizinan yang berbelit-belit. Kebijakan ini mendapat tanggapan positif dari Urbanus Mamu, pengamat ekonomi dan politik nasional yang juga relawan Prabowo-Gibran 2024.
Menurut Urbanus, kebijakan Prabowo ini merupakan langkah cerdas yang akan berdampak signifikan pada pemberantasan praktik monopoli impor oleh kelompok-kelompok tertentu.
“Langkah Presiden akan mengurangi dominasi mafia impor yang selama ini merugikan banyak pihak. Akibatnya, pasar dalam negeri selama ini tergantung pada segelintir pengusaha impor, baik dari segi jenis produk maupun harga,” ujar Urbanus kepada Sorotan Demokrasi, Sabtu (11/04/2025).
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa kebijakan pembukaan keran impor bukanlah ancaman bagi produsen dalam negeri. Justru, hal ini dinilai akan mendorong peningkatan daya saing yang sehat.
“Kalau negara lain bisa memproduksi dan mengekspor barang ke Indonesia, tentu bangsa kita juga mampu melakukan hal yang sama. Ketakutan bahwa produk lokal tidak akan laku itu keliru,” tambahnya.
Urbanus juga melihat dampak kebijakan ini dalam konteks geopolitik dan ekonomi global. Ia menilai bahwa membuka peluang impor dapat menjadi alat diplomasi ekonomi yang kuat.
“Kebijakan ini membuka ruang diplomatik antarnegara. Negara-negara yang ingin mengekspor ke Indonesia akan terdorong untuk menjalin hubungan politik dan ekonomi yang lebih erat. Dalam jangka panjang, ini membuka peluang yang sama bagi Indonesia untuk mengekspor produknya,” jelas Urbanus.
Kebijakan ini, kata Urbanus, tidak berdiri sendiri. Ia melihatnya sebagai bagian dari strategi makro Prabowo dalam membangun ekonomi nasional yang kuat dari bawah. Ia menyebut beberapa program yang saling terhubung, seperti ketahanan pangan, penguatan koperasi desa, investasi tanpa utang luar negeri, dan program makan bergizi gratis.
“Jika kita perhatikan, semua ini saling terhubung. Program makan bergizi gratis, misalnya, akan langsung menggerakkan permintaan pasar terhadap telur, ikan, dan hasil pertanian lokal. Ini artinya, petani, nelayan, dan peternak akan langsung merasakan manfaat ekonominya,” terang Urbanus.
Ia menegaskan bahwa ketika ekonomi rakyat kecil bergerak, maka masyarakat sendiri yang akan melakukan seleksi terhadap produk asing.
“Masyarakat akan tahu mana produk yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai lokal. Dengan sendirinya, impor tidak akan mendominasi secara negatif,” tutupnya.
Urbanus optimistis, langkah ini akan mendorong investor global untuk membuka usaha di Indonesia karena melihat stabilitas ekonomi dan politik yang semakin solid. (red)