Maluku Tenggara, sorotandemokrasi.com – Dewan Pimpinan Pusat Anak Muda Kepulauan Evav Indonesia (DPP AMKEI) angkat bicara terkait bentrokan yang terjadi di Kabupaten Maluku Tenggara (Malra). Organisasi ini menegaskan pentingnya menjaga perdamaian dan menghindari konflik yang dapat merusak kehidupan sosial masyarakat.
Ketua Umum (Ketum) DPP AMKEI, John ‘Kei’ Refra, dalam pernyataannya, menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap insiden tersebut. Ia mengimbau semua pihak untuk menahan diri dan mencari solusi terbaik guna menghindari eskalasi kekerasan. “Kami sangat menyayangkan terjadinya bentrokan ini. Sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi nilai adat dan budaya yang telah diwariskan oleh para leluhur, kita harus lebih mengedepankan dialog daripada tindakan anarkis,” ujarnya kepada Sorotan Demokrasi, Senin (17/03/2025).
Bentrok yang terjadi di Malra telah menyebabkan kerusakan fasilitas umum dan menimbulkan ketegangan di tengah masyarakat. Beberapa warga mengalami luka-luka hingga yang kehilngan nyawa akibat kejadian ini, dan pihak berwenang telah turun tangan untuk meredakan situasi serta melakukan mediasi di antara pihak yang terlibat.
DPP AMKEI menekankan bahwa konflik berkepanjangan hanya akan memperburuk kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, pihaknya mendorong semua elemen, termasuk tokoh masyarakat, tokoh adat, pemuda, dan pemerintah daerah, untuk bersama-sama menciptakan ruang dialog guna menyelesaikan permasalahan yang ada secara damai.
“Maluku Tenggara memiliki sejarah panjang dalam hal persaudaraan dan toleransi. Jangan biarkan perpecahan menghancurkan nilai-nilai tersebut. Kita semua bertanggung jawab untuk menjaga keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat,” tambah John Kei.
Sementara itu, pihak kepolisian setempat terus melakukan investigasi untuk mengungkap penyebab utama bentrokan serta menegakkan hukum bagi pihak-pihak yang terbukti bersalah. Pemerintah daerah juga telah berkoordinasi dengan berbagai pihak guna memastikan keamanan dan kenyamanan warga.
DPP AMKEI mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tetap bersatu, menahan diri, dan mengutamakan penyelesaian konflik dengan cara-cara yang bermartabat. Dengan demikian, Maluku Tenggara dapat kembali menjadi wilayah yang damai dan harmonis bagi seluruh warganya. (red)