Oleh: Viviana Hanifa – Presiden Eksekutif Generasi Emas Indonesia (Gesid)
Selama ini, desa sering dipandang sebagai halaman belakang negara—tertinggal, kurang berkembang, dan hanya menjadi penerima manfaat kebijakan pusat. Padahal, di era saat ini, desa justru harus menjadi halaman depan negara. Desa adalah fondasi utama perekonomian nasional, dan jika Indonesia ingin menjadi negara maju, maka desa harus menjadi titik awal perubahan.
Namun, pembangunan desa tidak cukup hanya berfokus pada infrastruktur fisik. Yang lebih penting adalah membangun ekosistem ekonomi yang mandiri dan berkelanjutan. Untuk itu, kita perlu mengubah pola pikir: desa bukan sekadar tempat produksi bahan mentah, tetapi juga harus menjadi pusat kegiatan ekonomi yang kuat.
Koperasi Desa Merah Putih: Solusi Ekonomi Berbasis Desa
Langkah Presiden Prabowo Subianto dalam membentuk 70.000 Koperasi Desa Merah Putih merupakan kebijakan yang sangat tepat. Melalui koperasi ini, desa akan memiliki wadah ekonomi yang lebih terstruktur, tidak hanya berperan sebagai penyalur bahan baku untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG), tetapi juga menjadi pusat distribusi dan pengolahan hasil pertanian yang lebih efisien.
Pemerintah memperkirakan bahwa setiap desa membutuhkan anggaran sekitar Rp3-5 miliar untuk mendirikan dan mengembangkan koperasi ini. Dengan alokasi dana desa sebesar Rp1 miliar per tahun, kebutuhan pendanaan tersebut dapat dicapai secara bertahap dalam lima tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan ini bukan sekadar program jangka pendek, melainkan investasi jangka panjang untuk mewujudkan kemandirian ekonomi desa.
Namun, koperasi ini tidak boleh hanya menjadi program sesaat. Harus ada strategi yang memastikan keberlanjutannya dalam jangka panjang. Salah satu kunci utama adalah profesionalisme dalam pengelolaan koperasi. Koperasi desa harus berbasis pada sistem yang modern, transparan, serta memanfaatkan teknologi digital dalam pemasaran dan distribusi produk.
Koperasi yang dikelola dengan baik tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat desa, tetapi juga dapat menjadi pilar utama dalam membangun ekonomi nasional dari akar rumput.
Anak Muda sebagai Penggerak, Gesid Hadir untuk Mendukung
Salah satu elemen penting yang tidak boleh diabaikan dalam pembangunan desa adalah peran anak muda. Sayangnya, selama ini kebijakan pembangunan desa sering kali kurang melibatkan generasi muda secara aktif. Padahal, mereka adalah motor perubahan yang dapat membawa desa menuju masa depan yang lebih maju dan modern.
Anak muda desa harus diberi ruang untuk berperan, baik dalam kepemimpinan koperasi, inovasi produk, maupun pengembangan ekosistem bisnis di desa. Mereka harus memiliki akses terhadap pelatihan, pendampingan, serta dukungan modal untuk mengembangkan usaha berbasis desa.
Di sinilah Generasi Emas Indonesia (Gesid) hadir sebagai mitra dalam perjalanan besar ini. Gesid berkomitmen mendukung generasi muda desa agar tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga menjadi penggerak utama dalam pembangunan koperasi dan ekonomi desa. Kami siap berkontribusi melalui program pelatihan, mentoring bisnis, serta penguatan jejaring usaha bagi anak muda desa.
Indonesia hanya bisa maju jika desa-desa kita maju. Dan kemajuan desa hanya dapat terwujud jika koperasi yang dibangun benar-benar berfungsi secara optimal dengan melibatkan anak muda sebagai agen perubahan. Jika kita ingin menjadikan desa sebagai halaman depan negara, maka sudah saatnya memberikan peran yang lebih besar kepada generasi muda dalam membangun masa depan bangsa. []