Jakarta, sorotandemokrasi.com – Irian Barat, atau yang sebelumnya dikenal dengan nama Irian Jaya kemudian berganti nama menjadi Papua saat ini merupakan bagian resmi dari Indonesia yang mengalami berbagai dinamika sosial, politik, serta problem pembangunan hingga kini.
Secara historis, setelah diakui oleh Belanda untuk diserahkan kepada Indonesia pada tahun 1962 melalui Perjanjian New York yang dimediasi oleh United Nations atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA), kemudian pada 1969, atas pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera), memutuskan Irian Barat secara resmi bergabung dengan Indonesia.
Problematika setelah bergabungnya Irian Barat ke pangkuan Negara Kesatuan Rebpublik Indonesia (NKRI) sejak saat itu terus berlanjut hingga menandai peristiwa-peristiwa kelam yang mewarnai sejarah dunia dan Indonesia itu sendiri. Kisah tersebut secara ciamik seperti dikuak dalam sebuah karya novel dengan judul Irian Barat, Bayang-bayang Intrik Global di Balik Misteri Pembunuhan Kennedy.
Menariknya, buku novel tersebut ditulis oleh Yusron Ihza Mahendra dengan nama pena Yusron Ihza. Mantan Dubes RI untuk Jepang yang juga adik kandung dari Menko Hukum, HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra itu, sebagaimana dilansir dari kompas.id mengakui bahwa 70 persen novel perdana yang ditulisnya itu adalah kisah nyata.
”Novel ini 70 persen kisah nyata. Paling tidak ini bukan fiksi. Saya harus menghadirkan tokoh fiksi agar kisah itu bergerak. Seperti dalang yang mengisi suara wayang,” ungkap Yusron dalam peluncuran buku novel “Irian Barat” yang berlangsung di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (6/2/2025).
Menurut Yusron, cerita dalam novelnya tentang aspek penyebab pembunuhan John F. Kennedy, presiden Amerika Serikat ke 35 tersebut, tidak hanya tentang politik internasional, tetapi juga Indonesia. Yusron menyoroti hubungan erat antara pembunuhan Kennedy dan peristiwa politik di Indonesia, termasuk kembalinya Irian Barat ke pangkuan Indonesia. Sebuah keputusan yang dinilainya mengecewakan lawan politik Kennedy dan pihak-pihak yang ingin menguasai sumber daya emas di Papua.
Yusron mengakui bahwa novel bernuansa sejarah tersebut ditulisnya selama kurang-lebih 10 bulan. Dia juga mengungkapkan alasan di balik pemilihan karya berjenis novel, antara lain, lantaran lebih menarik dibanding menjadikannya buku non-fiksi. Menurutnya, melalui novel ini, dia dapat menemani para pembaca dari seluruh kalangan.
Hadir pada acara peluncuran karya novel “Irian Barat” itu, antara lain beberapa pejabat negara termasuk Yusril Ihza Mahendra, serta sejarawan Asvi Warman Adam selaku Profesor Riset Bidang Sejarah Sosial Politik pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang ikut serta sebagai pemantik dan pembedah buku novel tersebut.
Ringkasan Cerita Novel “Irian Barat”
Novel ini mengungkap tentang salah satu konspirasi politik terbesar abad ke-20, yaitu pembunuhan Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy pada tahun 1963. Berlatar belakang Perang Dingin, persaingan ideologi, serta kepentingan ekonomi perusahaan-perusahaan besar Amerika, novel ini membawa para pembacanya ke dalam perjalanan penuh ketegangan untuk menguak rahasia di balik tragedi yang mengubah wajah dunia.
Fokus cerita novel ini yaitu pada Graham Edward Miller, mantan agen Central Intellengence Agency (CIA) yang meninggalkan dunia intelijen karena muak dengan praktik kotor. Kemudian Jane Hellen Lewis, seorang wartawan investigatif dari Dallas Tribune. Mereka bekerja sama menyelidiki kematian Kennedy yang penuh kejanggalan. Kesimpulan Komisi Warren yang menyatakan Lee Harvey Oswald sebagai pelaku tunggal tidak memuaskan mereka. Kecurigaan mereka mengarah pada keterlibatan elite intelijen dan korporasi besar yang mengincar kekayaan alam Irian Barat.
Penulis, dalam hal ini Yusron Ihza berhasil memadukan fakta sejarah dengan fiksi secara apik, memberikan perspektif baru tentang peristiwa bersejarah tersebut. Melalui novel ini, pembaca diajak memahami intrik politik global dan dampaknya terhadap Indonesia, khususnya terkait Irian Barat. Selain itu, novel ini juga menyajikan kisah tentang cinta, keberanian, dan kekuatan tekad di tengah dunia yang penuh intrik.
Novel “Irian Barat” adalah sebuah novel yang menggugah pikiran dan menggetarkan hati, membawa pembaca memahami sejarah kelam yang terlupakan. Bagi pecinta sejarah dan thriller politik, tentu novel ini menawarkan bacaan yang menarik dan informatif. (red)